HIKMAH PENCIPTAAN DUA TANGAN
Allah menciptakan sepasang tangan sebagai alat dan senjata
manusia. Tangan juga sebagai modal besar baginya dalam kehidupan ini. Allah
memanjangkan keduanya sehingga dapat menjangkau bagian tubuhnya yang manapun.
Kemudian Allah membuat lebar telapak tangan manusia agar ia dapat
menggenggam dan menghamparkannya. Allah
melengkapinya dengan lima jari. Masing-masing jari diberi tiga ruas, sedang
jempol hanya dua ruas. Allah menempatkan jempol di satu sisi dan ke empat jari
lainnya di sisi yang lain agar jempol dapat meraih seluruh jari yang lainnya.
Jari-jari tersebut ditempatkan pada tempat yang layak digunakan untuk memegang,
menggenggam, menghamparkan dan melakukan pekerjaan-pekerjaan. Sekiranya seluruh
umat manusia yang dahulu dan sekarang berkumpul untuk memikirkan penempatan
jari-jari selain tempat yang telah ditetapkan Allah, niscaya mereka tidak akan
menemukan tempat lain yang lebih sesuai untuknya.
Maha Suci Allah. Sekiranya Dia berkehendak menjadikan semua
jari itu sama rata tanpa ruas, seperti pedang, niscaya manusia tidak akan dapat
melakukan berbagai aktivitas, pekerjaan, kerajinan tangan dan lainnya.
Diciptakannya ruas-ruas bagi jari membuat manusia dapat melakukan apa yang
diinginkan. Jika ia genggam, maka bisa sebagai alat cengkeram dan alat pukul.
Jika ia hampar sedikit dan genggam sedikit, maka bisa menjadi alat penampung
dan penciduk untuk menerima dan memegang sesuatu yang diberikan kepadanya.
Kemudian Allah menghiasinya dengan kuku di ujung
jari-jemari, yang berfungsi sebagai hiasan, tiang penyangga dan pelindung.
Dengan kuku tersebut ia dapat memungut benda-benda yang kecil yang tidak dapat
dipungut oleh ruas jari. Kuku juga berfungsi sebagai senjata bagi hewan dan
burung serta sebagai alat untuk mengais rezki mereka.
Kuku yang merupakan anggota tubuh yang kecil dan dipandang
remeh. Sekiranya tubuh manusia tidak dilengkapi dengan kuku kemudian ia butuh
untuk menggaruk badannya, niscaya tidak ada anggota tubuh lainnya yang dapat
menggantikan fungsi kuku dalam hal ini. Kemudian tangan menuntunnya ke tempat
yang gatal hingga dapat dicapai oleh kuku, meskipun saat tidur atau tanpa
disadari dan tanpa diminta. Sekiranya ia meminta bantuan kepada orang lain
untuk menggaruknya, niscaya tidak akan dapat dengan mudah mencapai tempat yang
gatal, pasti ia kesulitan menemukan tempat yang gatal itu!!!
Kemudian coba perhatikan hikmah dimatikannya rasa dari
kuku-kuku tersebut. Sebabnya, kuku itu akan memanjang dan butuh dipotong atau
dipendekkan. Sekiranya diberi rasa, niscaya seseorang akan merasakan sakit bila
kukunya dipotong dan tentunya akan sangat sulit memotongnya bila diperlukan.
Sekiranya kuku diberi alat perasa tentunya menusia akan mengalami dua
kesulitan. Pertama, ia akan terpaksa memanjangkannya sehingga menjadi buruk dan
memberatkan baginya. Kedua, ia harus memotongnya dengan merasakan sakit dan
pedih yang luar biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar